Rabu, 25 Mei 2016

Makalah Tafsir Muqaran



DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3 PENDAHULUAN
A.    Latar belakang.......................................................................................................... 4
B.     Rumusan masalah…………………………………………………………………..4
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tafsir Muqaran…………………………………………………………..5
B.     Ruang lingkup Tafsir Muqaran………………………………………………………5
C.     Contoh Tafsir Muqaran……………………………………………………………...6
D.    Kelebihan danKekurangan Tafsir Muqaran…………………………………………6
E.     Urgensi dan Manfaat Tafsir Muqaran……………………………………………….8
PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………9



PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
Al-Qur’an merupakan wahyu ilahi yang di turunkan dengan penuh kemukjizatan. Ayat-ayatnya memiliki kelebihan masing-masing. Tak satupun yang bisa di sia-siakan hanya karena alasan sudah ada penggantinya dari ayat yang lain. Besar kemungkinan bahwa kemampuan manusia tidak bisa menyikap ibrah yang tersimpan di dalamnya sehingga dengan mudah menganggap beberapa ayat cenderung membosankan karena memiliki redaksi yang tidak jauh berbeda. Tanpa perhatian yang intensif, tidak menutup kemungkinan seseorang akan berasumsi bahwa banyaknya kemiripan dan kesamaan dalam beberapa ayat Al-Qur’an hanyalah merupakan sebuah tiklar (pengulangan redaksi). Padahal tidak jarang terdapat hikmah dalam kemiripan tersebut, bahkan hal itu akan mengantarkan orang yang tekun dalam menganalisisnya pada sebuah formulasi pemahaman dinamis. Oleh karena itu, perlu adanya upaya penafsiran dengan metode yang bisa mengidentifikasi serta mengakomodasi ayat-ayat yang dipandang mirip untuk kemudian dianalisis dan ditemukan hikmahnya. Selain itu pengungkapan makna di dalamnya juga akan mewarnai dinamisasi kandungan Al-Qur’an sehingga bbisa dipahami bahwa setiap ayat memiliki kelebihan masing-masing.
Pada tataran itulah kehadiran metode penafsiran ayat-ayat yang beredaksi sama ataupun mirip secara Muqaran di anggap penting. Dalam kajian sederhana ini, pembahasan Tafsir Muqaran diorentasikan dan difokuskan pada komparasi antar ayat. Komparasi antar ayat berarti membandingkan beberapa ayat yang di anggap memiliki kecenderungan persamaan redaksi maupun kasus atau sebaliknya.

B.      Rumusan masalah

1. Pengertian Tafsir Muqaran
2. Ruang lingkup Tafsir Muqaran
3. Contoh Tafsir Muqaran
4. Kelebihan dan Kekurangan Tafsir Muqaran
5. Urgensi dan manfaat Tafsir Muqaran


PEMBAHASAN
A.    Pengertian Tafsir Muqaran
Tafsir Al-Muqaran ialah tafsir yang menggunakan pendekatan perbandingan antara ayat-ayat Al-Qur’an yang redaksinya berbeda padahal isi kandungannya sama, atau antara ayat-ayat yang redaksinya mirip padahal isi kandungannya berlainan[1]. 
Metode Tafsir Muqaran adalah metode yang ditempuh seorang mufasir dengan cara mengambil sejumlah ayat Al-Qur’an, kemudian mengemukakan penafsiran para mufasir terhadap ayat-ayat itu dan mengungkapkan pendapat mereka serta membandingkan segi-segi kecenderungan masing-masing yang berbeda dalam menafsirkan Al-Qur’an.
Adapula yang mendefinisikan Metode Tafsir Muqaran adalah  membandingkan ayat-ayat Al-Qur’an yang memiliki persamaan atau kemiripan redaksi, yang berbicara tentang masalah atau kasus yang berbeda, dan yang memiliki redaksi yang berbeda bagi masalah atau kasus yang sama atau diduga sama.
Dari pengertian/definisi di atas dapat kita pahami bahwa tafsir muqaran merupakan pola penafsiran Al-Qur’an untuk ayat-ayat yang memiliki kesamaan redaksi maupun kasus atau redaksinya berbeda, namun kasusnya sama begitu juga sebaliknya.
Dalam metode ini, khususnya yang membandingkan antara ayat dengan ayat seperti yang dikemukakan di atas, sang mufasir biasanya hanya menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan perbedaan kandungan yang dimaksud oleh masing-masing ayat atau perbedaan kasus atau masalah itu sendiri.

B.     Ruang lingkup Tafsir Muqaran
Secara global, tafsir muqaran dapat diaplikasikan pada ayat-ayat Al-Qur’an yang memiliki dua kecenderungan. Pertama adalah ayat-ayat yang memiliki kesamaan redaksi, namun ada yang berkurang ada juga yang berlebih. Kedua adalah ayat-ayat yang memiliki perbedaan ungkapan, tetapi tetap dalam satu maksud. kajian perbandingan ayat dengan ayat tidak hanya terbatas pada analisis redaksional (mabahits lafzhiyat) saja, melainkan mencakup perbedaan kandungan makna masing-masing ayat yang diperbandingkan. Disamping itu, juga dibahas perbedaan kasus yang dibicarakan oleh ayat-ayat tersebut, termasuk juga sebab turunnya ayat serta konteks sosio-kultural masyarakat pada waktu itu.


C.    Contoh Tafsir Muqaran
-          Contoh Tafsir Muqaran yang membahas kasus yang sama dengan redaksi yang berbeda[2] :
Seperti misalnya dalam firman Allah dalam surat Al-An'am ayat 151 dengan surat Al-Isra' ayat31.
Dua ayat tersebut membahas kasus yang sama, yakni larangan membunuh anak-anak karena alasan kemiskinan, namun redaksinya terlihat berbeda. Perbedaan itu bisa dilihat dari segi mukhatab (objek) nya. mukhatab pada ayat pertama adalah orang miskin, sehingga redaksi yang digunakan adalah
(من إملاق ) yang berarti karena alasan kemiskinan. Tegasnya, “janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena kamu miskin”. Sementara itu, mukhatab pada ayat kedua adalah orang kaya sehingga redaksi yang digunakan adalah
( خشية إملاق ) yang berarti karena takut menjadi miskin. Tegasnya, “janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena kamu takut menjadi miskin”. Selanjutnya, pada ayat pertama dhamir mukhatab didahulukan dengan maksud untuk menghilangkan kekhawatiran si miskin bahwa ia tidak mampu memberikan nafkan kepada anaknya, sebab Allah akan memberikan rizki kepadanya. Jadi, kedua ayat itu menumbuhkan optimisme kepada si kaya maupun si miskin.

       -   Contoh Tafsir Muqaran beredaksi mirip yang membahas kasus yang berbeda.
Seperti antara surat al-Anfal ayat 10 dengan surat ali-Imran ayat 126.
Dua ayat tersebut redaksinya terlihat mirip, bahkan sama-sama menjelaskan pertolongan Allah kepada kaum muslimin dalam bertempur melawan musuh.
Variasi yang dapat dilihat adalah:
1. Surat Al Anfal mendahulukan kata  ( bihi ) dari pada ( qulubukum )
2. surat Al Anfal menggunakan kata  ( inna ), sedangkan Al Imron tidak                                                                                              
3. Surat Ali Imran menggunakan kata  ( lakum ), sedangkan Al Anfal tidak
4. Surat Al Anfal berbicara mengenai perang Badar, sedangkan Ali Imron berbicara tentang perang uhud
Variasi keterdahuluan bihi dan penambahan inna dalam ayat pertama dimaksudkan sebagai penekanan atau penegasan kandungan utama ayat tersbut saat berlangsungnya perang badar. Pada ayat kedua, hal tersebut diduga tidak lagi diperlukan.

D.    Kelebihan dan Kekurangan Tafsir Muqaran
1.      Kelebihan
Di antara kelebihan metode ini adalah sebagai berikut :
a.       Memberikan wawasan penafsiran yang relatif lebih luas kepada para pembaca bila dibandingkan dengan metode-metode yang lain. Didalam penafsiran itu, terlihat bahwa satu ayat Al-Qur’an dapat ditinjau dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan sesuai dengan keahlian mufasirnya. Dengan demikian, terasa bahwa Al-Qur’an itu tidak sempit, melainkan amat luas dan dapat menampung berbagai ide dan pendapat. Semua pendapat atau penafsiran yang diberikan itu dapat diterima selama proses penafsirannya melalui metode dan kaidah yang benar.
b.      Membuka pintu untuk selalu bersikap toleran terhadap pendapat orang lain yang kadang-kadang jauh berbeda dari pendapat kita dan tidak mustahil ada kontroversi. Dengan demikian, hal itu dapat mengurangi fanatisme yang berlebihan kepada suatu madzhab atau aliran tertentu, sehingga umat, terutama mereka yang membaca tafsir muqaran, terhindar dari sikap ekstrimistis yang dapat merusak persatuan dan kesatuan umat. Hal itu dimungkinkan karena penafsiran tersebut memberikan berbagai pilihan.
c.       Tafsir dengan metode komparatif ini amat berguna bagi mereka yang ingin mengetahui berbagai pendapat tentang suatu ayat. Oleh karena itu, penafsiran semacam ini cocok untuk mereka yang ingin memperluas dan mendalami penafsiran Al-Qur’an bukan bagi para pemula.
d.      Dengan menggunakan metode komparatif, mufasir didorong untuk mengkaji berbagai ayat dan hadis-hadis serta pendapat-pendapat para mufasir yang lain. Dengan pola serupa ini akan membuatnya lebih berhati-hati dalam proses penafsiran suatu ayat.

2.      Kekurangan
Di antara kekurangan metode ini adalah sebagai berikut :
a.       Penafsiran yang memakai metode ini tidak dapat diberikan kepada para pemula, seperti mereka yang sedang belajar pada tingkat sekolah menengah ke bawah. Hal itu disebabkan pembahasan yang dikemukakan didalamnya terlalu luas dan kadang-kadang bisa ekstrim.
b.      metode ini kurang dapat diandalkan untuk menjawab permasalahan sosial yang tumbuh di tengah masyarakat. Hal itu disebabkan metode ini lebih mengutamakan perbandingan dari pada pemecahan masalah. Dengan demikian, jika menginginkan pemecahan masalah, yang tepat adalah menggunakan metode tafsir ahkam.
c.       metode ini terkesan lebih banyak menelusuri penafsiran-penafsiran yang pernah diberikan oleh para ulama daripada mengemukakan penafsiran-penafsiran baru. Sebenarnya kesan serupa itu tidak perlu timbul apabila mufasirnya kreatif. Artinya, dia tidak hanya sekedar mengemukakan penafsiran-penafsiran orang lain, tetapi harus mengaitkannya dengan kondisi yang dihadapinya. Dengan demikian dia akan menghasilkan sintesis-sintesis baru yang belum ada sebelumnya.

E.     Urgensi dan manfaat Tafsir Muqaran
Seorang mufasir dapat menggali hikmah yang terkandung di balik variasi redaksi ayat, atau dengan kata lain yang lebih tepat, menguras kandungan pengertian ayat-yang barangkali terlewatkan metode lain sehingga manusia semakin sadar bahwa komposisi ayat itu tidak ada yang dibuat secara sembarang, apalagi untuk mengatakan bertentangan. Pada sisi lain, dapat juga mendemonstrasikan kecanggihan Al-Qur’an dari segi redaksional.

Fenomena ini mendorong para mufassir untuk mengadakan penelitian dan penghayatan terhadap ayat-ayat yang secara redaksional memiliki kesamaan. Dengan begitu, akan tampak jelas kontekstualisasi kandungan ayat tersebut karena hal ini akan efektif menepis anggapan bahwa Tuhan sudah “kehabisan” kosakata dalam melengkapi ajaran qurani atau mungkin beberapa ayat dianggap cenderung membosankan karena terkesan diulang-ulang. Tak satupun ayat yang tersia-siakan karena satu persatunya mengandung hikmah yang perlu dibedah dan ditelusuri spesifikasinya. Oleh karena itu, tidak terlalu berlebihan kiranya dinyatakan bahwa mendekati Al-Qur’an dari dimensi model tafsir seperti ini akan menambah keteguhan imam seseorang serta akan menguatkan kreativitas bertafakkur[3].


PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan tadi dapat disimpulkan bahwa metode tafsir muqaran merupakan salah satu cara menafsirkan Al-Qur’an yang spesifikasinya terfokus pada upaya menganalisis ayat-ayat yang beredaksi mirip atau sama, baik dalam satu kasus atau berbeda.
Lalu untuk mufasir yang menggunakan metode ini sepantasnya dapat mengidentifikasi dan inventarisasi ayat-ayat yang beredaksi mirip atau sama, mengomparasi ayat-ayat tersebut untuk menemukan persamaan dan perbedaannya, menganalisis perbedaan yang terkandung di dalamnya untuk kemudian melakukan penafsiran.







Izzan Ahmad, Drs. Metodologi ilmu tafsir. Bandung Tafakkur (HUMANIORA) 2009
Baidan, Nasruddin , Metode Penafsiran Al-Quran, , Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2002
Dr. Abd. Al-Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’iy, Raja grafindo Persada, Jakarta : 1996


 














[1] . Drs.H.Ahmad Izzan, M.ag, Metodologi ilmu tafsir, hal 106
[2]  http://abdul-rossi.blogspot.com/2011/04/tafsir-muqaran.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar